October 21, 2024

Artikel

Apa Perbedaan Antara Radiologi dan Radiografer?

Radiologi dan radiografer sering kali dianggap sama, padahal keduanya memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam dunia kesehatan. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan teknologi pencitraan untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit. Di sisi lain, radiografer adalah tenaga medis profesional yang bertanggung jawab dalam pengoperasian alat-alat pencitraan medis seperti sinar-X, MRI, dan CT scan. 1. Radiologi: Ilmu Kedokteran Radiologi adalah bidang kedokteran yang mencakup diagnosis dan terapi menggunakan teknologi pencitraan. Radiologis, yang merupakan dokter spesialis di bidang ini, menganalisis gambar medis untuk mendiagnosis kondisi pasien dan merencanakan langkah pengobatan yang sesuai. Radiologis juga terlibat dalam prosedur intervensional, seperti biopsi atau pemasangan kateter dengan bantuan pencitraan. 2. Radiografer: Operator Alat Pencitraan Radiografer adalah tenaga profesional non-dokter yang terlatih untuk mengoperasikan berbagai peralatan pencitraan medis. Tugas mereka adalah mengambil gambar dengan cara yang aman, memastikan kualitas gambar yang dihasilkan baik, serta menjaga pasien tetap nyaman selama proses berlangsung. Mereka bekerja di bawah arahan radiologis yang menganalisis hasil gambar. Perbedaan utama antara radiologi dan radiografer adalah fokus tugasnya. Radiologis bertanggung jawab untuk mendiagnosis dan merencanakan pengobatan berdasarkan hasil pencitraan, sementara radiografer bertanggung jawab atas pengambilan gambar yang sesuai standar medis.

Ilustrasi seorang Ahli Teknik Radiologi mengoperasikan mesin rontgen
Artikel

Mengenal Radiografer, Salah Satu Tenaga Kesehatan yang Jarang Dikenal Masyarakat

Ketika berbicara mengenai profesi kesehatan, setiap orang pasti memikirkan dokter, perawat, bidan, petugas laboratorium, dan petugas apotek. Pekerjaan pekerjaan di atas merupakan profesi yang paling umum diketahui oleh masyarakat umumnya. Tetapi ada satu profesi medis lain yang ternyata tidak begitu dikenal oleh masyarakat. Profesi tersebut adalah seorang radiografer. Radiografer adalah tenaga medis yang bekerja di dalam unit radiologi bersama dokter spesialis radiologi. Radiografer masuk kedalam unit penunjang medis dimana radiografer bertugas untuk membuat foto rontgen untuk ditegakanya sebuah diagnosa penyakit dari pasien. Radiografer bekerja menggunakan radiasi sinar X. dengan sinar X, radiografer mampu memperlihatkan bagaimana keadaan organ tubuh pasien tanpa perlu melakukan pembedahan. Tetapi jangan salah, sinar X sendiri juga memiliki risiko jangka panjang jika terpapar secara terus menerus kepada tubuh manusia. Sebagai radiografer pastinya sudah mengetahui risiko jangka panjang dari sinar X tersebut dan selalu sigap dalam melakukan perlindungan untuk diri sendiri maupun pasien. Jika kamu pernah memeriksakan diri ke rumah sakit dan dokter menyuruh anda untuk melakukan foto rontgen, apakah anda memperhatikan setiap akan dilakukan foto rontgen, semua pintu akan ditutup dan petugas akan keluar dari ruangan? Ya itu adalah salah satu perlindungan untuk petugas radiografer dan juga keluarga pasien yang berada di luar ruangan. Dengan memiliki risiko yang tinggi, apakah radiografer akan terjamin keselamatannya ketika harus bekerja dengan radiasi sinar X? Jawabannya iya. Di Indonesia ada organisasi untuk mengatur dan mengawasi penggunaan dari radiasi sinar X yaitu BAPETEN (badan pengawas tenaga nuklir). BAPETEN selain mengawasi radiasi sinar X juga mengawasi paparan radiasi yang diterima oleh petugas. Radiografer setiap bulanya mengirimkan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur berapa radiasi yang terpapar ke dalam tubuh radiografer. Alat tersebuh berupa lencana yang diberi nama film badge, tetapi sekarang sudah ada model terbaru yang dinamakan TLD. Dengan adanya laporan alat tersebut ke BAPETEN maka keselamatan seorang radiografer bisa terjamin. Sebuah fakta unik terjadi di kalangan radiografer, ketika melakukan tindakan foto rontgen, kebanyakan pasien yang sudah dilakukan foto rontgen mengucapkan terima kasih dan memanggil radiografer dengan sebutan dokter. Di sini kita bisa ketahui bahwa banyak kalangan masyarakat yang belum mengetahui profesi radiografer. Secara umum di rumah sakit negeri, radiografer tidak berseragam layaknya seorang tenaga medis dengan baju putih ala perawat dokter dll. Radiografer bekerja menggunakan baju dinas kantor biasa dan kadang baju batik, itupun harus ditutup oleh apron (pelindung tubuh yang dilapisi oleh timbal). Apakah Anda sudah sedikit mengetahui mengenai profesi radiografer? Jika masih belum anda bisa berkunjung ke rumah sakit terdekat dan mengunjungi radiologi untuk bertanya-tanya lebih mendetil seputar profesi radiografer. Untuk diketahui pula, radiografer adalah lulusan perkuliahan dari program pendidikan teknik radiodiagnostik atau teknik radiologi. Jurusan perkuliahan ini sangatlah sedikit dibanding jurusan tenaga medis lainya. Tercatat pada tahun 2019, universitas dan sekolah tinggi yang menyediakan program pendidikan radiografer hanya berjumlah 14 dengan komposisi 3 negeri dan 11 swasta. Untuk anda yang masih bersekolah tingkat SMA apakah berminat untuk masuk ke jurusan radiografer? Mengingat sedikitnya jumlah pendidikan dan lulusan tiap tahunya membuat profesi ini sedikit memiliki peluang mudah dalam mencari pekerjaan. Sumber: https://www.hipwee.com/narasi/radiografer-adalah/

Apa itu Pemeriksaan MRI dan Mengapa Perlu Dilakukan?
Artikel

Apa itu Pemeriksaan MRI dan Mengapa Perlu Dilakukan?

Rsabhk.co.id, Jakarta. Magnetic Resonance Imaging atau yang lebih dikenal MRI merupakan salah satu dari pemeriksaan radiologi yang cara mendapatkan gambarnya dengan menggunakan medan magnet dan radio frekuensi (gelombang radio). Medan magnet diubah-ubah setiap waktu dan kemudian arus listrik dialirkan, dikelola, dikomputasi sehingga menghasilkan gambar-gambar yang sifatnya akan mencerminkan keadaan yang ada didalam jaringan/organ-organ dalam tubuh kita. Didalam tubuh itu dapat terlihat apakah ada penyakit seperti tumor, radang, kelainan pembuluh darah, kelainan bawaan dengan lebih jelas dibandingkan pemeriksaan radiologi yang lain. Ada beberapa tingkatan dalam MRI yaitu 1,5T dan 3T, T dimaksud adalah satuan internasional dari Tesla, Tesla adalah kekuatan medan magnet. Semua pemeriksaan radiologi harus dengan permintaan dari dokter, apabila seorang dokter menganjurkan pemeriksaan MRI, biasanya dokter sudah mempertimbangkan banyak aspek seperti pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, dan hasil pemeriksaan radiologis yang lain (USG). Selain untuk membantu dokter mendiagnosis masalah kesehatan, pemeriksaan MRI juga dapat digunakan sebagai salah satu penentu langkah pengobatan dan mengevaluasi efektivitas terapi. Jaringan tubuh manusia banyak terdiri dari air (proton hydrogen) dan itu yang dipengaruhi oleh medan magnet, sehingga setiap jenis jaringan ditubuh kita akan memberikan sinyal yang berbeda dan pada saat dijadikan gambar menghasilakan gambar yang mirip dengan keadaan didalam tubuh kita. Seorang anak dengan kelainan tumbuh kembang, biasanya kelainan-kelainan tersebut dapat diidentifikasi dengan melakukan pemeriksaan MRI, karena kemampuan MRI dapat melihat jaringan lunak, sehingga dapat ditemukan jawaban seberapa perlu pasien memerlukan tindakan operasi atau masih bisa di treatment dengan obat-obatan saja. MRI tidak hanya digunakan untuk pasien yang lebih tua, namun pasien bayi yang baru lahir pun bisa dilakukan pemeriksaan, karena MRI tidak menggunakan paparan radiasi sinar-X yang berisiko. dr. Yarmaniani Miliati Muchtar, Sp.Rad, dalam siaran live dengan radio kesehatan, Kamis (2/09/2021) menjelaskan persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan MRI antara lain memastikan sudah ada surat pengantar permintaan pemeriksaan MRI karena semua pemeriksaan MRI harus ada justifikasi, mengisi lembar skrinning, melepas pakaian dan menggantinya dengan pakaian khusus, memastikan semua barang yang mengandung besi dan metal harus dilepaskan dari tubuh karena menggunakan teknologi magnet, memakai penyumbat telinga (ear plug) serta mempersiapkan diri untuk berbaring tenang. Yang juga perlu diketahui adalah pemeriksaan MRI tidak dapat dilakukan pada semua orang, misalnya pada pasien yang tubuhnya dipasangi alat bantu berbahan logam. Selain karena masalah keamanan, logam yang ada di tubuh mungkin untuk mengganggu gambar yang dihasilkan MRI, sehingga hasIl dari MRI bisa tidak akurat. Memang pemeriksaan ini cukup aman untuk dilakukan, tidak menimbulkan sakit atau efek samping apapun. Namun bukan berarti semua orang dapat melakukannya. Pada kondisi tertentu, untuk mendapatkan hasil yang lebih jelas, dibutuhkan zat kontras yang disuntikkan. Walaupun zat kontras yang digunakan untuk pemeriksaan MRI cukup aman dibandingkan pada pemeriksaan CT-scan, namun tetap harus berhati-hati terhadap risiko alergi yang timbul akibat zat kontras tersebut. Selain itu juga harus berhati-hati pada orang yang mengalami gangguan pada fungsi hati dan ginjal. Untuk itu, perlu dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh oleh dokter dan pemeriksaan penunjang laboratorium darah meliputi darah rutin, kimia darah fungsi ginjal dan hati sebelum dilakukan pemeriksaan MRI dengan kontras.   Sumber: https://www.rsabhk.co.id/artikel-kesehatan/apa-itu-pemeriksaan-mri-dan-mengapa-perlu-dilakukan Narasumber: dr. Yarmaniani Miliati Muchtar, Sp.Rad – RSAB Harapan Kita ** Berita ini disiarkan oleh Kelompok Substansi Hukum, Organisasi dan Humas RSAB Harapan Kita. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Contact Center melalui nomor hotline 021-3973-1255, SMS 0819-0417-4444 dan alamat email info[at]rsabhk[dot]co[dot]id

Scroll to Top