Artikel

Artikel

Foto Thorax PA yang Ideal: Sekadar Gambar, atau Penentu Diagnosis?

Radiologi bukan sekadar “mengambil gambar”, tapi sebuah proses kritis yang menyangkut akurasi diagnosis. Salah satu tindakan yang paling umum dilakukan di layanan radiologi adalah foto thorax PA (postero-anterior), namun ironisnya justru prosedur ini sering dianggap sepele. Padahal, kesalahan teknis sekecil apa pun bisa berujung pada bias interpretasi oleh dokter radiolog atau klinisi. Sebagai tenaga radiografer, tanggung jawab kita adalah menjamin bahwa citra yang dihasilkan benar-benar representatif, tidak hanya “tampak”, tapi “terbaca” secara medis. Menurut World Health Organization (WHO), foto thorax adalah pemeriksaan radiologi paling sering dilakukan di dunia dan menjadi alat skrining utama untuk penyakit paru, termasuk tuberkulosis, pneumonia, efusi pleura, dan kanker paru. Berdasarkan standar European Guidelines on Quality Criteria for Diagnostic Radiographic Images (CEC, 1996) dan ACR (American College of Radiology), ada sejumlah indikator kualitas foto thorax PA yang harus dipenuhi agar hasilnya valid untuk diagnosis klinis: Tidak ada rotasi Inspirasi cukup (10–11 posterior ribs) Posisi scapula keluar dari area paru CR tepat pada T7 Seluruh area paru tergambar utuh Namun, survei yang dilakukan di berbagai rumah sakit pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa 30 – 40% citra thorax masih belum memenuhi kriteria standar tersebut, terutama karena kesalahan posisi dan inspirasi yang kurang maksimal. Ini berpotensi mengaburkan temuan klinis penting seperti infiltrat atau pneumotoraks. Mengapa bisa terjadi? Kesalahan pada teknik pengambilan foto thorax PA biasanya tidak disebabkan oleh alat yang buruk, melainkan karena: Kurangnya pemahaman tentang anatomi toraks secara radiografis Ketidaktepatan instruksi kepada pasien, terutama untuk menahan napas inspirasi penuh Waktu yang terburu-buru, terutama di instalasi gawat darurat (IGD) Kurangnya standar evaluasi kualitas citra oleh radiografer itu sendiri sebelum menyerahkan ke radiolog Padahal, kualitas gambar yang substandar tidak hanya merugikan dokter, tapi juga memperpanjang waktu diagnosis, meningkatkan risiko kesalahan klinis, dan menambah biaya pemeriksaan ulang. Kriteria Foto Thorax PA yang Baik Dalam praktik radiologi diagnostik, pengambilan foto thorax PA (postero-anterior) harus memenuhi beberapa kriteria teknis penting agar dapat digunakan secara optimal: 1. Rotasi Tidak Ada (No Rotation) Lihat jarak antara columna vertebrae ke ujung medial klavikula kiri dan kanan. Bila jaraknya simetris, berarti posisi pasien lurus dan tidak mengalami rotasi saat eksposi. 2. Lapangan Paru Atas Terbuka Jelas Apex paru idealnya tergambar dengan baik dan berada sekitar 2,5 cm di atas claviculae. Ini menandakan inspirasi cukup dan posisi sentralisasi tepat. 3. Scapulae Tidak Menutupi Lapangan Paru Scapulae harus berada di luar area paru. Artinya, pasien harus memegang grip dan menarik bahu ke depan saat posisi PA. 4. Inspirasi Maksimal Terpenuhi Minimal 10–11 costae posterior harus terlihat di atas diafragma sebagai indikator inspirasi maksimal. 5. Sentralisasi Tepat (CR ke T7) Vertebra thorakal T7 harus berada di tengah lapangan kolimasi, menunjukkan CR tepat sasaran. 6. Anatomi Paru Lengkap Tidak Terpotong Gambar harus mencakup dari C6–C7 hingga sinus costophrenicus kanan dan kiri. Jangan sampai ada struktur yang hilang karena framing yang terlalu sempit. Penutup Radiografer adalah garda pertama dalam proses pencitraan medis. Citra thorax PA yang benar adalah fondasi diagnosis yang akurat. Dengan mengedepankan standar teknis yang tepat, kita bukan hanya menjalankan prosedur, tapi juga menjadi bagian penting dari keputusan klinis yang menyelamatkan nyawa. Ditulis Oleh Ismanto, Radiografer Karawang

Artikel

“Radiografer Mandi Radiasi? Mitos vs Fakta!”

Banyak yang mengira menjadi radiografer berarti harus siap ‘mandi radiasi’ setiap hari. Padahal kenyataannya, di setiap rumah sakit sudah diterapkan protokol proteksi radiasi yang sangat ketat. Radiografer menggunakan alat pelindung seperti apron timbal, berdiri di balik silding, dan ekspos di ruang konsol X-ray, sehingga minim paparan radiasi, bahkan hampir tidak ada. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2023 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Zat Radioaktif, serta Peraturan BAPETEN No. 4 Tahun 2020 yang menegaskan pentingnya keselamatan radiasi bagi tenaga kesehatan maupun pasien. Jadi, mitos banget nih kalau jadi radiografer itu berarti mandi radiasi setiap hari!. Karna faktanya, proteksi radiasi di rumah sakit sudah sangat ketat, jadi nggak perlu khawatir.😉😉

Artikel

Prospek Karier Akademi Radiologi ATRO DAS: Peluang dan Keunggulan di Bidang Radiologi

  Akademi Teknik Radiologi Dr. Adji Saptogino (ATRO DAS) di Cikampek merupakan kampus yang khusus mempersiapkan tenaga ahli di bidang radiologi. Dengan program studi unggulan D4 Teknologi Radiologi Pencitraan, ATRO DAS mencetak lulusan yang siap terjun ke dunia medis dengan kompetensi yang dibutuhkan di berbagai fasilitas kesehatan. Artikel ini akan mengulas prospek karier bagi lulusan ATRO DAS, keunggulan pendidikan yang mereka peroleh, dan peluang kerja di bidang radiografi. 1. Radiografer Profesional: Tenaga Kesehatan yang Dibutuhkan di Rumah Sakit dan Klinik Lulusan ATRO DAS memiliki prospek karier utama sebagai radiografer. Radiografer adalah tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dalam pengoperasian alat-alat pencitraan medis, seperti rontgen, CT-scan, MRI, hingga alat kedokteran nuklir. Mereka bekerja sama dengan dokter spesialis radiologi untuk melakukan prosedur pemeriksaan yang akurat demi mendukung diagnosa medis. Karena kebutuhan akan tenaga radiografer terus meningkat, lulusan ATRO DAS memiliki peluang kerja yang luas di rumah sakit, klinik kesehatan, dan pusat diagnostik di seluruh Indonesia. Apalagi dengan dukungan dari Rumah Sakit Izza Cikampek, yang menjadi tempat praktik bagi mahasiswa ATRO DAS, lulusan kampus ini sudah memiliki pengalaman lapangan yang memadai, membuat mereka lebih siap dalam menghadapi dunia kerja dan mendapat kepercayaan dari banyak institusi kesehatan. Seorang radiografer dapat memiliki gaji mulai dari Rp 6juta hingga 15 juta tergantung keahlian, dan pengalaman serta kualifikasi teknisnya 2. Peluang Karier dalam Industri Kesehatan yang Semakin Berkembang Perkembangan teknologi medis dan peningkatan kebutuhan layanan kesehatan di Indonesia turut membuka peluang karier bagi lulusan ATRO DAS. Selain bekerja sebagai radiografer di rumah sakit dan klinik, lulusan juga memiliki kesempatan untuk berkarier di sektor-sektor lain yang terkait dengan pencitraan medis, seperti: Pusat Radiologi Independen: Banyak pusat radiologi yang menyediakan layanan khusus untuk pemeriksaan CT-Scan, MRI, dan rontgen. Lulusan ATRO DAS dapat bergabung dalam institusi ini, yang biasanya menawarkan layanan medis untuk pasien rawat jalan dan spesialis. Perusahaan Distribusi Alat Kesehatan: Lulusan ATRO DAS yang memiliki pengetahuan teknis tentang peralatan radiologi juga dapat bekerja dalam perusahaan yang mendistribusikan alat-alat medis seperti MRI, CT-scan, atau peralatan X-ray. Sebagai tenaga ahli, mereka bisa berperan dalam pengujian kualitas, pemasangan, dan pelatihan pengguna alat kesehatan. Peneliti dan Konsultan di Bidang Teknologi Medis: Seiring berkembangnya teknologi, lulusan radiologi yang memiliki minat dalam riset dapat mengambil peran sebagai peneliti atau konsultan dalam perusahaan teknologi medis, atau lembaga yang melakukan pengembangan peralatan kesehatan. 3. Keunggulan Lulusan ATRO DAS: Pendidikan Berbasis Praktik dengan Teknologi Terkini Lulusan ATRO DAS memiliki keunggulan yang signifikan berkat kurikulum pendidikan yang berbasis praktik. Dengan kolaborasi ATRO DAS dan Rumah Sakit Izza Cikampek, mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk praktik langsung dalam lingkungan rumah sakit. Ini membantu lulusan untuk memahami cara kerja peralatan radiologi dan mendapatkan pengalaman klinis yang sangat berharga. Selain itu, ATRO DAS mengintegrasikan teknologi terbaru dalam pendidikan radiologi yang memungkinkan lulusan memiliki keahlian dalam menggunakan berbagai alat pencitraan medis yang modern. Pendidikan karakter yang kuat juga menjadi bagian penting dalam membentuk tenaga kesehatan yang profesional, beretika, dan siap melayani masyarakat dengan baik. Kesimpulan: Lulusan ATRO DAS Siap Menjadi Tenaga Kesehatan Profesional di Indonesia Prospek karier lulusan ATRO DAS sangat menjanjikan dengan peluang yang luas di berbagai fasilitas kesehatan, pusat radiologi, industri alat kesehatan, hingga riset teknologi medis. Dengan pendidikan yang fokus pada praktik, didukung oleh fasilitas Rumah Sakit Izza Cikampek, lulusan ATRO DAS memiliki keunggulan kompetitif di pasar kerja. Bagi Anda yang tertarik berkarier di bidang radiologi, ATRO DAS adalah pilihan yang tepat untuk masa depan cerah di industri kesehatan.

Artikel

Sinergi Kampus Akademi Radiologi ATRO DAS dan Rumah Sakit Izza Cikampek

Kampus Rumah Sakit Izza – Akademi Teknik Radiologi Dr. Adji Saptogino (ATRO DAS) di Cikampek tidak hanya dikenal sebagai kampus yang menyediakan pendidikan tinggi di bidang radiologi, tetapi juga berfasilitas lengkap dengan praktik langsung di Rumah Sakit Izza Cikampek. Kolaborasi ini menjadi keunggulan yang membuat ATRO DAS pilihan kampus terbaik untuk karier kesehatan. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai sinergi antara Rumah Sakit Izza dan ATRO DAS, serta manfaat yang diperoleh mahasiswa dalam pendidikan mereka. 1. Sinergi Antara Rumah Sakit dan Pendidikan Tinggi untuk Pengalaman Praktik yang Nyata Salah satu keunggulan utama ATRO DAS adalah keberadaannya yang berdekatan dengan Rumah Sakit Izza Cikampek, yang memungkinkan mahasiswa untuk langsung terjun ke lapangan dalam dunia medis nyata. Rumah sakit ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa ATRO DAS untuk melakukan praktik di fasilitas kesehatan, di mana mereka bisa mempelajari prosedur radiologi seperti rontgen, MRI, dan CT-Scan secara langsung. Keberadaan rumah sakit sebagai bagian dari proses pendidikan menjadi nilai tambah besar dalam pembentukan radiografer yang kompeten. Mahasiswa tidak hanya belajar teori di dalam kelas, tetapi juga melakukan penerapan praktik dengan bimbingan para ahli medis di Rumah Sakit Izza Cikampek. Sinergi ini merupakan bentuk nyata dari kolaborasi antara pendidikan tinggi dan institusi kesehatan yang bertujuan untuk mencetak tenaga medis siap kerja. 2. Keunggulan Praktik Langsung: Membentuk Tenaga Ahli yang Siap Terjun di Dunia Kerja Pendidikan radiologi tidak cukup hanya dengan teori; keterampilan praktis sangat dibutuhkan agar lulusan siap bekerja di dunia medis. ATRO DAS memahami pentingnya praktik langsung, terutama di bidang radiologi yang mengharuskan mahasiswa mengoperasikan peralatan berteknologi tinggi dan berpotensi radiasi. Dengan dukungan Rumah Sakit Izza, mahasiswa ATRO DAS mendapatkan akses penuh untuk belajar dan berlatih menggunakan peralatan medis yang relevan di dunia kerja, seperti rontgen, CT-Scan, dan MRI. Melalui praktik langsung, mahasiswa terbiasa dengan kondisi rumah sakit yang dinamis dan mendapatkan pengalaman dalam menghadapi pasien, bekerja di bawah tekanan, serta berkolaborasi dengan tim medis lainnya. Selain itu, interaksi dengan tenaga medis profesional di Rumah Sakit Izza Cikampek membuka kesempatan mahasiswa untuk memperluas jaringan kerja mereka, menjadikan pengalaman di kampus ini sangat berharga dalam mempersiapkan karier cemerlang ahli radiografer mereka. 3. ATRO DAS dan Rumah Sakit Izza: Pilihan Kampus Terbaik di Cikampek untuk Karier di Bidang Radiologi Dengan program studi D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan, ATRO DAS telah menjadi kampus yang mampu menjawab kebutuhan industri kesehatan di Indonesia, khususnya dalam bidang radiografi. Banyak rumah sakit dan klinik kesehatan yang membutuhkan tenaga radiografer berkualitas, dan ATRO DAS memenuhi kebutuhan tersebut melalui pendidikan berbasis teknologi tinggi dan sinergi langsung dengan Rumah Sakit Izza Cikampek. Bagi calon mahasiswa yang mencari kampus terbaik di Cikampek dengan fokus pada pendidikan kesehatan, ATRO DAS adalah pilihan unggulan. Dengan kombinasi kurikulum berstandar tinggi, dukungan teknologi modern, pendidikan karakter, serta kemudahan akses praktik di Rumah Sakit Izza Cikampek, ATRO DAS memberikan paket lengkap untuk menyiapkan radiografer andal yang siap berkarier dan berkontribusi di dunia medis. Kolaborasi yang Menguntungkan bagi Mahasiswa dan Dunia Kesehatan Sinergi antara ATRO DAS dan Rumah Sakit Izza Cikampek menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara pendidikan tinggi dan institusi kesehatan. Dengan pendekatan ini, ATRO DAS berhasil mencetak lulusan yang kompeten, profesional, dan memiliki pengalaman praktik yang cukup untuk memasuki dunia kerja. Bagi Anda yang ingin berkarier di bidang kesehatan, khususnya di bidang radiologi, ATRO DAS menjadi pilihan kampus terbaik di Cikampek yang menawarkan pendidikan dan pengalaman klinis yang tak ternilai. Dengan dukungan dari Rumah Sakit Izza Cikampek, ATRO DAS menjadi pilihan kampus unggul di Cikampek bagi yang ingin berkarier di bidang kesehatan.

ATRODAS mempersiapkan Anda menjadi tenaga radiografer ahli yang kompeten
Artikel

Pilihan Kampus Cikampek Terbaik untuk Karier Kesehatan : Akademi Radiologi Cikampek ATRODAS

Bagi Anda yang ingin berkarier di bidang kesehatan, khususnya sebagai radiografer, Akademi Teknik Radiologi Dr. Adji Saptogino (ATRO DAS) di Cikampek merupakan pilihan kampus yang patut dipertimbangkan. Berfokus pada pendidikan teknik radiologi, ATRO DAS dikenal sebagai kampus Cikampek terbaik yang menawarkan program pendidikan unggulan untuk mencetak tenaga ahli radiologi profesional dan kompeten. Apa yang Membuat ATRO DAS Berbeda? ATRO DAS menawarkan Program Studi D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan, yang dirancang untuk menghasilkan tenaga kesehatan terampil di bidang radiologi. Para lulusan yang bergelar radiografer akan memiliki kemampuan dalam mengoperasikan peralatan medis yang menggunakan radiasi, baik pengion maupun non-pengion, seperti rontgen, CT-Scan, MRI, Kedokteran Nuklir, hingga Radioterapi. Hal ini menjadikan ATRO DAS kampus unggulan di Cikampek bagi siapa pun yang bercita-cita berkarier di bidang teknik radiologi. Lihat kurikulumnya di sini. Komitmen dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga Radiografer di Indonesia Didirikan oleh yayasan dengan pembina seorang dokter spesialis radiologi senior, ATRO DAS hadir sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan tenaga radiografer di Indonesia. Dengan visi ini, ATRO DAS berkomitmen mencetak tenaga radiografer yang tidak hanya terampil, tetapi juga memiliki karakter profesional dan siap menghadapi tantangan dunia kesehatan yang terus berkembang. Fasilitas Praktik dan Akses Langsung ke Rumah Sakit Izza Cikampek Salah satu keunggulan ATRO DAS yang sulit ditandingi oleh kampus lain adalah adanya fasilitas praktik yang terhubung langsung dengan Rumah Sakit Izza Cikampek. Lokasi rumah sakit ini yang berada di dekat kampus sangat memudahkan mahasiswa dalam menjalani praktik langsung, serta memberikan mereka peluang besar untuk mengembangkan keterampilan klinis. Hal ini juga meningkatkan peluang karier bagi lulusan ATRO DAS, karena banyak lulusan yang bisa langsung ditempatkan di bidang kerja sesuai kompetensi mereka. Teknologi Terkini dan Pendidikan Karakter Kuat ATRO DAS mengintegrasikan teknologi terkini dalam proses pembelajaran, memastikan para mahasiswa memahami penggunaan peralatan radiologi modern yang relevan dengan kebutuhan industri kesehatan saat ini. Selain itu, ATRO DAS juga memberikan pendidikan karakter yang kuat untuk membentuk pribadi yang siap menghadapi tantangan dan beretika profesional. Mengapa Memilih ATRO DAS sebagai Kampus Cikampek Terbaik di Bidang Kesehatan? Dengan program studi khusus yang fokus pada teknologi radiologi pencitraan, fasilitas praktik langsung di Rumah Sakit Izza Cikampek, dukungan dari tenaga pengajar ahli, serta komitmen tinggi dalam mencetak tenaga kesehatan berkualitas, ATRO DAS pantas dinobatkan sebagai kampus kesehatan terbaik di Cikampek. Bagi Anda yang memiliki impian untuk berkarier sebagai radiografer, ATRO DAS dapat menjadi pilihan kampus yang tepat. Bergabung dengan ATRO DAS untuk Masa Depan Cerah di Bidang Radiologi Menjadi bagian dari ATRO DAS bukan hanya memberikan Anda kesempatan untuk memperoleh gelar di bidang teknologi radiologi, tetapi juga pengalaman praktis dan jaringan profesional yang solid. Jika Anda mencari kampus di Cikampek yang menawarkan kualitas pendidikan tinggi dan peluang karier yang luas di bidang kesehatan, ATRO DAS adalah pilihan terbaik. Daftar di ATRO DAS sekarang dan mulailah perjalanan menuju masa depan cerah sebagai radiografer andal yang siap mengabdi di sektor kesehatan Indonesia. Lihat brosur pendaftaran di sini

Artikel

Apa Perbedaan Antara Radiologi dan Radiografer?

Radiologi dan radiografer sering kali dianggap sama, padahal keduanya memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam dunia kesehatan. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan teknologi pencitraan untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit. Di sisi lain, radiografer adalah tenaga medis profesional yang bertanggung jawab dalam pengoperasian alat-alat pencitraan medis seperti sinar-X, MRI, dan CT scan. 1. Radiologi: Ilmu Kedokteran Radiologi adalah bidang kedokteran yang mencakup diagnosis dan terapi menggunakan teknologi pencitraan. Radiologis, yang merupakan dokter spesialis di bidang ini, menganalisis gambar medis untuk mendiagnosis kondisi pasien dan merencanakan langkah pengobatan yang sesuai. Radiologis juga terlibat dalam prosedur intervensional, seperti biopsi atau pemasangan kateter dengan bantuan pencitraan. 2. Radiografer: Operator Alat Pencitraan Radiografer adalah tenaga profesional non-dokter yang terlatih untuk mengoperasikan berbagai peralatan pencitraan medis. Tugas mereka adalah mengambil gambar dengan cara yang aman, memastikan kualitas gambar yang dihasilkan baik, serta menjaga pasien tetap nyaman selama proses berlangsung. Mereka bekerja di bawah arahan radiologis yang menganalisis hasil gambar. Perbedaan utama antara radiologi dan radiografer adalah fokus tugasnya. Radiologis bertanggung jawab untuk mendiagnosis dan merencanakan pengobatan berdasarkan hasil pencitraan, sementara radiografer bertanggung jawab atas pengambilan gambar yang sesuai standar medis.

Ilustrasi seorang Ahli Teknik Radiologi mengoperasikan mesin rontgen
Artikel

Mengenal Radiografer, Salah Satu Tenaga Kesehatan yang Jarang Dikenal Masyarakat

Ketika berbicara mengenai profesi kesehatan, setiap orang pasti memikirkan dokter, perawat, bidan, petugas laboratorium, dan petugas apotek. Pekerjaan pekerjaan di atas merupakan profesi yang paling umum diketahui oleh masyarakat umumnya. Tetapi ada satu profesi medis lain yang ternyata tidak begitu dikenal oleh masyarakat. Profesi tersebut adalah seorang radiografer. Radiografer adalah tenaga medis yang bekerja di dalam unit radiologi bersama dokter spesialis radiologi. Radiografer masuk kedalam unit penunjang medis dimana radiografer bertugas untuk membuat foto rontgen untuk ditegakanya sebuah diagnosa penyakit dari pasien. Radiografer bekerja menggunakan radiasi sinar X. dengan sinar X, radiografer mampu memperlihatkan bagaimana keadaan organ tubuh pasien tanpa perlu melakukan pembedahan. Tetapi jangan salah, sinar X sendiri juga memiliki risiko jangka panjang jika terpapar secara terus menerus kepada tubuh manusia. Sebagai radiografer pastinya sudah mengetahui risiko jangka panjang dari sinar X tersebut dan selalu sigap dalam melakukan perlindungan untuk diri sendiri maupun pasien. Jika kamu pernah memeriksakan diri ke rumah sakit dan dokter menyuruh anda untuk melakukan foto rontgen, apakah anda memperhatikan setiap akan dilakukan foto rontgen, semua pintu akan ditutup dan petugas akan keluar dari ruangan? Ya itu adalah salah satu perlindungan untuk petugas radiografer dan juga keluarga pasien yang berada di luar ruangan. Dengan memiliki risiko yang tinggi, apakah radiografer akan terjamin keselamatannya ketika harus bekerja dengan radiasi sinar X? Jawabannya iya. Di Indonesia ada organisasi untuk mengatur dan mengawasi penggunaan dari radiasi sinar X yaitu BAPETEN (badan pengawas tenaga nuklir). BAPETEN selain mengawasi radiasi sinar X juga mengawasi paparan radiasi yang diterima oleh petugas. Radiografer setiap bulanya mengirimkan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur berapa radiasi yang terpapar ke dalam tubuh radiografer. Alat tersebuh berupa lencana yang diberi nama film badge, tetapi sekarang sudah ada model terbaru yang dinamakan TLD. Dengan adanya laporan alat tersebut ke BAPETEN maka keselamatan seorang radiografer bisa terjamin. Sebuah fakta unik terjadi di kalangan radiografer, ketika melakukan tindakan foto rontgen, kebanyakan pasien yang sudah dilakukan foto rontgen mengucapkan terima kasih dan memanggil radiografer dengan sebutan dokter. Di sini kita bisa ketahui bahwa banyak kalangan masyarakat yang belum mengetahui profesi radiografer. Secara umum di rumah sakit negeri, radiografer tidak berseragam layaknya seorang tenaga medis dengan baju putih ala perawat dokter dll. Radiografer bekerja menggunakan baju dinas kantor biasa dan kadang baju batik, itupun harus ditutup oleh apron (pelindung tubuh yang dilapisi oleh timbal). Apakah Anda sudah sedikit mengetahui mengenai profesi radiografer? Jika masih belum anda bisa berkunjung ke rumah sakit terdekat dan mengunjungi radiologi untuk bertanya-tanya lebih mendetil seputar profesi radiografer. Untuk diketahui pula, radiografer adalah lulusan perkuliahan dari program pendidikan teknik radiodiagnostik atau teknik radiologi. Jurusan perkuliahan ini sangatlah sedikit dibanding jurusan tenaga medis lainya. Tercatat pada tahun 2019, universitas dan sekolah tinggi yang menyediakan program pendidikan radiografer hanya berjumlah 14 dengan komposisi 3 negeri dan 11 swasta. Untuk anda yang masih bersekolah tingkat SMA apakah berminat untuk masuk ke jurusan radiografer? Mengingat sedikitnya jumlah pendidikan dan lulusan tiap tahunya membuat profesi ini sedikit memiliki peluang mudah dalam mencari pekerjaan. Sumber: https://www.hipwee.com/narasi/radiografer-adalah/

Apa itu Pemeriksaan MRI dan Mengapa Perlu Dilakukan?
Artikel

Apa itu Pemeriksaan MRI dan Mengapa Perlu Dilakukan?

Rsabhk.co.id, Jakarta. Magnetic Resonance Imaging atau yang lebih dikenal MRI merupakan salah satu dari pemeriksaan radiologi yang cara mendapatkan gambarnya dengan menggunakan medan magnet dan radio frekuensi (gelombang radio). Medan magnet diubah-ubah setiap waktu dan kemudian arus listrik dialirkan, dikelola, dikomputasi sehingga menghasilkan gambar-gambar yang sifatnya akan mencerminkan keadaan yang ada didalam jaringan/organ-organ dalam tubuh kita. Didalam tubuh itu dapat terlihat apakah ada penyakit seperti tumor, radang, kelainan pembuluh darah, kelainan bawaan dengan lebih jelas dibandingkan pemeriksaan radiologi yang lain. Ada beberapa tingkatan dalam MRI yaitu 1,5T dan 3T, T dimaksud adalah satuan internasional dari Tesla, Tesla adalah kekuatan medan magnet. Semua pemeriksaan radiologi harus dengan permintaan dari dokter, apabila seorang dokter menganjurkan pemeriksaan MRI, biasanya dokter sudah mempertimbangkan banyak aspek seperti pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, dan hasil pemeriksaan radiologis yang lain (USG). Selain untuk membantu dokter mendiagnosis masalah kesehatan, pemeriksaan MRI juga dapat digunakan sebagai salah satu penentu langkah pengobatan dan mengevaluasi efektivitas terapi. Jaringan tubuh manusia banyak terdiri dari air (proton hydrogen) dan itu yang dipengaruhi oleh medan magnet, sehingga setiap jenis jaringan ditubuh kita akan memberikan sinyal yang berbeda dan pada saat dijadikan gambar menghasilakan gambar yang mirip dengan keadaan didalam tubuh kita. Seorang anak dengan kelainan tumbuh kembang, biasanya kelainan-kelainan tersebut dapat diidentifikasi dengan melakukan pemeriksaan MRI, karena kemampuan MRI dapat melihat jaringan lunak, sehingga dapat ditemukan jawaban seberapa perlu pasien memerlukan tindakan operasi atau masih bisa di treatment dengan obat-obatan saja. MRI tidak hanya digunakan untuk pasien yang lebih tua, namun pasien bayi yang baru lahir pun bisa dilakukan pemeriksaan, karena MRI tidak menggunakan paparan radiasi sinar-X yang berisiko. dr. Yarmaniani Miliati Muchtar, Sp.Rad, dalam siaran live dengan radio kesehatan, Kamis (2/09/2021) menjelaskan persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan MRI antara lain memastikan sudah ada surat pengantar permintaan pemeriksaan MRI karena semua pemeriksaan MRI harus ada justifikasi, mengisi lembar skrinning, melepas pakaian dan menggantinya dengan pakaian khusus, memastikan semua barang yang mengandung besi dan metal harus dilepaskan dari tubuh karena menggunakan teknologi magnet, memakai penyumbat telinga (ear plug) serta mempersiapkan diri untuk berbaring tenang. Yang juga perlu diketahui adalah pemeriksaan MRI tidak dapat dilakukan pada semua orang, misalnya pada pasien yang tubuhnya dipasangi alat bantu berbahan logam. Selain karena masalah keamanan, logam yang ada di tubuh mungkin untuk mengganggu gambar yang dihasilkan MRI, sehingga hasIl dari MRI bisa tidak akurat. Memang pemeriksaan ini cukup aman untuk dilakukan, tidak menimbulkan sakit atau efek samping apapun. Namun bukan berarti semua orang dapat melakukannya. Pada kondisi tertentu, untuk mendapatkan hasil yang lebih jelas, dibutuhkan zat kontras yang disuntikkan. Walaupun zat kontras yang digunakan untuk pemeriksaan MRI cukup aman dibandingkan pada pemeriksaan CT-scan, namun tetap harus berhati-hati terhadap risiko alergi yang timbul akibat zat kontras tersebut. Selain itu juga harus berhati-hati pada orang yang mengalami gangguan pada fungsi hati dan ginjal. Untuk itu, perlu dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh oleh dokter dan pemeriksaan penunjang laboratorium darah meliputi darah rutin, kimia darah fungsi ginjal dan hati sebelum dilakukan pemeriksaan MRI dengan kontras.   Sumber: https://www.rsabhk.co.id/artikel-kesehatan/apa-itu-pemeriksaan-mri-dan-mengapa-perlu-dilakukan Narasumber: dr. Yarmaniani Miliati Muchtar, Sp.Rad – RSAB Harapan Kita ** Berita ini disiarkan oleh Kelompok Substansi Hukum, Organisasi dan Humas RSAB Harapan Kita. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Contact Center melalui nomor hotline 021-3973-1255, SMS 0819-0417-4444 dan alamat email info[at]rsabhk[dot]co[dot]id

Artikel

Radiologi: Tujuan, Manfaat, Jenis, dan Prosedur

Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan teknologi pencitraan untuk mendiagnosis dan merawat berbagai penyakit. Melalui teknik ini, dokter dapat melihat bagian dalam tubuh tanpa perlu operasi, memberikan informasi penting untuk diagnosis, pemantauan, dan perencanaan perawatan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuan, manfaat, jenis, dan prosedur yang ada dalam radiologi. Tujuan Radiologi Tujuan utama radiologi adalah menyediakan metode yang aman dan efektif untuk: Mendiagnosis penyakit: Melalui gambar medis, dokter dapat mengidentifikasi berbagai kondisi seperti patah tulang, kanker, penyakit jantung, atau infeksi. Memantau kondisi: Radiologi membantu memantau perkembangan penyakit atau kondisi pasien serta efektivitas pengobatan yang telah diberikan. Panduan untuk prosedur medis: Radiologi intervensional membantu dokter melakukan prosedur tanpa operasi besar, misalnya dalam biopsi atau pemasangan kateter. Manfaat Radiologi Radiologi memiliki sejumlah manfaat penting dalam bidang kesehatan: Deteksi dini penyakit: Dengan teknologi pencitraan seperti MRI dan CT scan, penyakit seperti kanker dapat dideteksi lebih awal, yang meningkatkan peluang kesembuhan. Diagnosa yang akurat: Radiologi memberikan gambar yang jelas dan rinci dari bagian dalam tubuh, sehingga dokter dapat membuat diagnosis yang lebih akurat. Memantau perawatan: Radiologi memudahkan dokter untuk melihat hasil pengobatan, apakah penyakitnya membaik, stabil, atau memburuk. Prosedur medis lebih aman: Dengan bantuan gambar medis, prosedur invasif dapat dilakukan dengan lebih tepat dan minim risiko, seperti dalam radiologi intervensional. Jenis-jenis Radiologi Radiologi terdiri dari berbagai metode pencitraan, yang masing-masing memiliki kegunaan tertentu: X-ray (Sinar-X) Sinar-X adalah salah satu bentuk pencitraan medis tertua dan paling umum. Digunakan untuk melihat tulang dan organ dalam, sinar-X sangat efektif untuk mendiagnosis patah tulang, infeksi paru-paru, dan penyakit gigi. CT Scan (Computed Tomography) CT scan menggunakan kombinasi sinar-X dan komputer untuk menghasilkan gambar tubuh secara tiga dimensi. CT scan dapat memberikan gambar yang lebih rinci daripada sinar-X biasa, dan sering digunakan untuk mendeteksi masalah di otak, paru-paru, dan perut. MRI (Magnetic Resonance Imaging) MRI menggunakan medan magnet kuat dan gelombang radio untuk membuat gambar organ dan jaringan dalam tubuh secara rinci. Metode ini sering digunakan untuk memeriksa otak, tulang belakang, dan sendi, serta jaringan lunak lainnya. MRI sangat bermanfaat untuk mendeteksi cedera otot atau ligamen serta tumor di otak atau tulang belakang. Ultrasound Menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi, ultrasound sering digunakan dalam kehamilan untuk melihat perkembangan janin. Namun, ultrasound juga dapat digunakan untuk memeriksa organ dalam seperti jantung, ginjal, dan pembuluh darah. Radiologi Intervensional Radiologi intervensional melibatkan prosedur medis yang dilakukan dengan panduan pencitraan, seperti pemasangan stent pada pembuluh darah atau ablasi tumor. Dengan teknik ini, prosedur bisa dilakukan dengan invasif minimal, mengurangi risiko dan waktu pemulihan pasien. Prosedur dalam Radiologi Proses pencitraan radiologi bervariasi tergantung pada jenis teknik yang digunakan. Berikut adalah beberapa prosedur umum dalam radiologi: X-ray Prosedur sinar-X cukup sederhana. Pasien akan diminta untuk berdiri atau berbaring, dan area yang diperiksa akan diposisikan di depan mesin sinar-X. Gambar biasanya diambil dalam beberapa menit, dan pasien dapat kembali beraktivitas setelahnya. CT Scan Selama CT scan, pasien akan berbaring di meja yang bergerak ke dalam pemindai berbentuk lingkaran. Pasien harus tetap diam selama prosedur untuk mendapatkan gambar yang jelas. Prosedur ini biasanya memakan waktu sekitar 10-30 menit. MRI MRI memerlukan pasien untuk berbaring di meja yang bergerak ke dalam pemindai berbentuk tabung. Proses ini bisa memakan waktu antara 30-60 menit tergantung area tubuh yang diperiksa. MRI umumnya lebih lama daripada CT scan karena gambar yang dihasilkan lebih detail. Ultrasound Ultrasound melibatkan penggunaan alat yang disebut transduser, yang digerakkan di atas kulit pada area yang diperiksa. Prosedur ini tidak menyakitkan dan biasanya selesai dalam waktu 30-45 menit. Radiologi Intervensional Pada prosedur radiologi intervensional, dokter menggunakan teknologi pencitraan untuk melakukan tindakan medis. Misalnya, kateter dimasukkan melalui pembuluh darah dan dipandu dengan pencitraan untuk menuju area yang ditargetkan, seperti tumor atau pembuluh darah yang tersumbat. Keamanan dalam Radiologi Meskipun radiologi menggunakan radiasi pada beberapa prosedur seperti sinar-X dan CT scan, teknologi ini dirancang untuk memastikan keamanan pasien. Radiasi yang digunakan dalam pencitraan medis biasanya sangat rendah dan disesuaikan agar sesuai dengan kebutuhan diagnostik. Namun, jika diperlukan, dokter akan mengurangi paparan radiasi, terutama untuk anak-anak atau wanita hamil. MRI dan ultrasound, di sisi lain, tidak menggunakan radiasi dan dianggap lebih aman untuk pemeriksaan tertentu. Kesimpulan Radiologi memiliki peran vital dalam dunia kedokteran modern. Dengan berbagai teknik pencitraan yang tersedia, dokter dapat mendiagnosis penyakit lebih cepat dan lebih akurat, memantau perkembangan penyakit, serta melakukan prosedur medis dengan risiko yang lebih rendah. Radiologi terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, memberikan manfaat yang besar bagi pasien di seluruh dunia.

Artikel

Itu Radiologi dan Fungsinya untuk Kesehatan?

Radiologi adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang menggunakan teknologi pencitraan medis untuk mendiagnosis dan merawat berbagai penyakit dan kondisi tubuh. Melalui metode ini, dokter dapat melihat bagian dalam tubuh tanpa perlu melakukan operasi atau tindakan invasif lainnya. Radiologi memiliki peran yang sangat penting dalam bidang kesehatan, terutama dalam membantu proses diagnostik dan perawatan pasien secara akurat. Jenis-jenis Radiologi Radiologi dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu radiologi diagnostik dan radiologi intervensional. Kedua jenis ini memiliki peran penting dalam memberikan layanan medis terbaik bagi pasien. Radiologi Diagnostik Radiologi diagnostik berfokus pada penggunaan teknik pencitraan medis untuk mengidentifikasi masalah kesehatan. Teknologi yang sering digunakan dalam radiologi diagnostik meliputi: X-ray (Sinar-X): Digunakan untuk memvisualisasikan tulang dan struktur tubuh lainnya, sering kali digunakan dalam diagnosis patah tulang, penyakit paru-paru, dan kondisi lainnya. CT Scan (Computed Tomography): Kombinasi sinar-X dan teknologi komputer untuk menghasilkan gambar yang lebih rinci, sangat berguna dalam mendiagnosis masalah di otak, dada, dan perut. MRI (Magnetic Resonance Imaging): Menggunakan medan magnet kuat dan gelombang radio untuk membuat gambar detail organ dan jaringan lunak, sering digunakan untuk mendeteksi masalah di otak, tulang belakang, atau sendi. Ultrasound: Menggunakan gelombang suara untuk memvisualisasikan organ dalam, sering digunakan selama kehamilan dan untuk memeriksa jantung, pembuluh darah, serta organ perut. Radiologi Intervensional Radiologi intervensional melibatkan prosedur medis menggunakan teknik pencitraan sebagai panduan. Ini memungkinkan dokter untuk melakukan prosedur seperti biopsi, pengobatan tumor, atau memasang kateter tanpa perlu operasi terbuka. Dengan teknologi ini, risiko komplikasi dan waktu pemulihan pasien dapat diminimalkan. Fungsi Radiologi dalam Dunia Kesehatan Radiologi memiliki banyak fungsi penting dalam dunia kesehatan. Berikut adalah beberapa fungsi utamanya: Mendiagnosis Penyakit Fungsi utama radiologi adalah membantu dokter mendiagnosis berbagai penyakit dan kondisi medis. Melalui gambar yang dihasilkan oleh alat pencitraan, dokter dapat mengidentifikasi masalah seperti patah tulang, infeksi, tumor, penyakit jantung, hingga kanker dengan akurasi yang tinggi. Mendeteksi Penyakit Lebih Awal Radiologi memungkinkan deteksi dini penyakit yang mungkin tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Misalnya, kanker sering kali dapat terdeteksi lebih awal melalui CT scan atau MRI, sehingga peluang kesembuhan pasien menjadi lebih tinggi dengan perawatan yang tepat waktu. Merencanakan Perawatan yang Tepat Gambar radiologi membantu dokter dalam merencanakan langkah-langkah perawatan yang tepat. Dalam kasus operasi atau pengobatan kanker, misalnya, dokter menggunakan pencitraan untuk menentukan lokasi dan ukuran masalah, sehingga tindakan medis dapat dilakukan secara presisi. Memantau Perkembangan Penyakit dan Efektivitas Pengobatan Radiologi juga berperan dalam memantau perkembangan penyakit serta efektivitas perawatan yang sedang berlangsung. Dengan pemindaian berkala, dokter dapat melihat apakah perawatan yang diberikan memberikan hasil yang positif atau perlu disesuaikan. Prosedur Medis Non-Invasif Dalam radiologi intervensional, teknologi pencitraan digunakan untuk memandu berbagai prosedur medis yang lebih aman dan tidak invasif. Contohnya, pemasangan stent pada pembuluh darah atau pengangkatan tumor kecil dapat dilakukan dengan bantuan pencitraan tanpa perlu operasi besar. Pentingnya Radiografer dalam Radiologi Radiografer, sebagai tenaga profesional di bidang radiologi, memiliki peran penting dalam operasionalisasi alat-alat pencitraan medis. Mereka bertanggung jawab untuk mengoperasikan mesin, menjaga keamanan pasien selama prosedur, serta memastikan bahwa gambar yang dihasilkan berkualitas tinggi dan bermanfaat untuk diagnosa. Kesimpulan Radiologi adalah bidang yang krusial dalam dunia kesehatan, memungkinkan deteksi, diagnosis, dan pengobatan berbagai kondisi medis dengan cepat dan tepat. Dari pencitraan sederhana dengan sinar-X hingga teknik pencitraan lanjutan seperti MRI dan CT scan, radiologi membantu dokter dalam membuat keputusan perawatan yang lebih baik. Dengan kemajuan teknologi, peran radiologi di masa depan akan terus berkembang, memberikan manfaat lebih besar bagi kesehatan masyarakat.

Scroll to Top